Biografi Prof. Lee R. Berger – Seorang Paleoantropolog

Biografi Prof. Lee R. Berger – Seorang Paleoantropolog

August 13, 2022 0 By pini

Biografi Prof. Lee R. Berger – Seorang Paleoantropolog – Bagi orang yang berkecimpung di bidang paleoantropologi, nama Prof. Lee R. Berger adalah nama yang tidak asing lagi bagi mereka. Mengapa? Prof. Lee R. Berger atau yang lebih dikenal dengan Berger adalah salah satu paleoantropolog terbesar yang aktif menghasilkan banyak karya ilmiah dan menemukan berbagai macam fosil di seluruh dunia. Oleh karena itu, kajian penelitian yang diajukan oleh Berger menjadi salah satu referensi bagi para ilmuwan lain di bidang paleoantropologi. Selain itu, Berger juga sering tampil dalam berbagai film dokumenter yang dihadirkan oleh National Geographic. Hal lain yang menjadi ciri khas Berger adalah banyaknya hasil penelitian yang ia publikasikan dalam mode Open Access. Hal ini memudahkan ilmuwan lain untuk membaca apa yang telah ditemukannya dan mengembangkan temuan lainnya.

Biografi Prof. Lee R. Berger – Seorang Paleoantropolog

profleeberger – Prof. Lee R. Berger lahir pada 22 Desember 1965. Ia lahir di Amerika dan memiliki keturunan Afrika Selatan. Beliau menempuh pendidikan S1 di Georgia Southern University dan lulus pada tahun 1989 dengan jurusan Antropologi/Arkeologi dengan spesialisasi Geologi. Ia kemudian melanjutkan pendidikan S3 di University of Witwatersrand (Wits) dalam bidang Palaeoanthropology. Ia melakukan penelitian di bawah bimbingan Profesor Philip Tobias dan lulus pada tahun 1994. Sebelumnya, pada tahun 1991 ia telah memulai penelitiannya di situs Gladysvale untuk menemukan sisa-sisa hominim pertama yang ada di Afrika Selatan. Maka, pada tahun 1933 ia bergabung dengan Paleo-Anthropology Research Unit (PARU) yang sekarang dikenal sebagai Evolutionary Sciences Institute atau ESI in Wits.

Setelah lulus, Berger memulai karir penelitian di paleoantropologi dengan bergabung dengan Palaeo-Anthropological Scientific Trust (PAST) sebagai Pejabat Eksekutif. Dia melakukan ini dari tahun 1994 hingga 2001. Selanjutnya, dia memulai karirnya di berbagai organisasi seperti Royal Society of South Africa, Northern Branch dari tahun 1996 hingga 1998. Dia juga bergabung dengan Fulbright Commission, Afrika Selatan pada tahun 2005. Sementara itu, pada tahun 19967 dia juga diangkat sebagai profesor tambahan di Departemen Antropologi Biologi dan Anatomi di Universitas Duke. Sementara itu, pada tahun 1998 ia diangkat sebagai asisten profesor kehormatan di University of Arkansas di Departemen Antropologi.

Baca Juga : Asal Usul Kemanusiaan Riset ilmu pengetahuan Prof. Lee R. Berger

Berger adalah salah satu ilmuwan paleoantropologi yang telah melakukan banyak penemuan seperti penemuan fosil dari Palau, Australopithecus sediba, dan Homo naledi. Oleh karena itu, banyak publikasi jurnal penelitian yang ia tulis dan terbitkan bersama tim penerbitannya. Beberapa di antaranya adalah Homo naledi, spesies baru genus Homo dari Dinaledi Chamber, Afrika Selatan (2015) dan Australopithecus sediba: spesies baru Homo-like australopith dari Afrika Selatan (2010). Selain itu, Berger juga telah menerbitkan beberapa buku penelitian, yaitu Redrawing the Family Tree?, Visions of the Past, Towards Gondwana Alive: mempromosikan keanekaragaman hayati dan membendung kepunahan keenam, In The Footsteps of Eve (ditulis bersama Brett Hilton-Barber), Change Dimulai di Afrika (di Afrika Selatan Kabar Baik), Bekerja dan Membimbing di Tempat Lahir Umat Manusia,

Mengenal Profesor Lee Rogers Berger

Siapa yang tidak kenal dengan profesor Lee Rogers Berger. Tentu para penggemar penemuan pasti tidak asing dengannya. Ia adalah seorang paleoantropolog atau ahli paleontologi Afrika Selatan yang lahir pada 22 Desember 1965 di Shawnee Mission, Kansas, Amerika Serikat. Dia sering dianggap sebagai penemu fosil spesies hominin primitif dan fosil Australopithecus Sediba. Beberapa sejarawan mengungkapkan bahwa temuan tersebut lebih mengarah pada manusia purba dari genus Homo dan genus Australopithecus.

Lee Berger kemudian pindah ke Sylvania dan Savanah, Georgia untuk melanjutkan studi terakhirnya. Dan setelah mendapatkan gelar BA dalam bidang antropologi di South Georgia University pada tahun 1989. Ia juga melanjutkan karirnya dengan ahli paleoantropologi Afrika Selatan, Phillip V. Tobias di University of the Witwatersrand di Johannesburg. Setelah itu Berger meraih gelar Ph.D. di bidang paleoantropologi pada tahun 1994 dan satu tahun kemudian ia langsung diangkat oleh departemen anatomi dan biologi manusia di universitas tersebut untuk menjadi penemu postdoctoral.

Pada pertengahan 1996, Berger mengalami kemajuan karir universitas di School of Anatomical Sciences sebagai direktur kelompok riset paleoantropologi. Beberapa tahun kemudian ia menjabat sebagai profesor di departemen antropologi Duke University pada tahun 1997 dan Universitas Arkansas pada tahun 1998. Pada akhirnya ia menjadi peran yang sangat vital di School of Geosciences dan Institute for Human Evolution di universitas tersebut pada tahun 2004.

Penelitian Awal Lee Rogers Berger

Lee Berger memulai penelitian awalnya pada tahun 1995. Ia melibatkan beberapa rekannya untuk menerbitkan makalah pertamanya yang berjudul “Children of Taung” dari fosil A. africanus yang berumur sekitar 2,5 juta tahun. Penemuan itu terjadi di situs Gua Gladysvale di Afrika Selatan.

Selama bertahun-tahun, Berger sering membuat berbagai penemuan. Namun, pada tahun 2006, ia menyisir Gua Ucheliungs di Palau dan berhasil menemukan beberapa fosil manusia berukuran kecil. Penelitian selanjutnya juga mengidentifikasi bahwa telah muncul genus Homo yang menurut para ahli merupakan populasi Homo sapiens.

Penemuan Australopithecus sediba

Pada tahun 2008, Berger memulai ekspedisi barunya dengan mengunjungi Gua Malapa di Johannesburg. Matthew Berger, putra Berger yang berusia 9 tahun telah menemukan serangkaian tulang selangka dan tulang rahang hominin. Kemudian ia juga menemukan kerangka perempuan yang masih utuh dan menyebutnya Australopithecus sediba.

Kemudian dia dan timnya melakukan pemeriksaan lanjutan terhadap kerangka tersebut. Mereka mengatakan bahwa fosil tersebut memiliki karakteristik yang sama dengan tubuh manusia saat ini. Mereka melihat fragmen uranium dalam fosil, yang berusia sekitar 1,6 juta tahun yang lalu. Temuan mereka mengkonfirmasi bahwa Australopithecus sediba adalah keturunan Homo erectus.

Penemuan Homo naledi

Pada tahun 2013 dan 2014, Berger dan timnya kembali menjelajahi gua Bintang Baru di Afrika Selatan. Mereka berhasil menemukan sekitar 1.400 fosil spesies baru dan menamakannya Homo naledi. Ciri-ciri fosil ini tidak jauh berbeda dengan spesies Homo dan Australopithecus. 3 tahun kemudian, Berger menerbitkan buku pertamanya yang berjudul “Almost Human The Astonishing Tale of Homo Naledi and Discovery That Changed Our Human Story”.
Lee Berger menerima penghargaan pertamanya sebagai National Geographic Society for Exploration and Research pada tahun 1997. Sejak itu, ia menjadi wali pendiri Jane Goodall Trust dan sekretaris Royal Society of South Africa. Dan pada tahun 2001, ia menjadi anggota penting American Association for the Advancement of Science.

Tweet
Share
Pin
Share